JENIS-JENIS
LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING
Makalah ini disusun guna
memenuhi tugas mata kuliah Bimbingan dan Konseling
Pengampu : Inayatul Ulya,
M.Pd.
PENDAHULUAN
Seperti yang telah dikemukakan dalam (SK Mendikbud No. 025/D/1995) bahwa Bimbingan dan konseling adalah pelayanan bantuan untuk
peserta didik, baik secara perorangan maupun kelompok agar mandiri dan bisa
berkembang secara optimal, dalam bimbingan pribadi, sosial, belajar maupun
karier melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung berdasarkan norma-norma yang berlaku.
Bimbingan dan konseling merupakan
upaya proaktif dan sistematik dalam memfasilitasi individu mencapai
tingkat perkembangan yang optimal, pengembangan perilaku yang efektif,
pengembangan lingkungan, dan peningkatan fungsi atau manfaat individu dalam
lingkungannya. Semua perubahan perilaku tersebut merupakan proses perkembangan
individu, yakni proses interaksi antara individu dengan lingkungan melalui
interaksi yang sehat dan produktif. Bimbingan dan konseling memegang tugas dan
tanggung jawab yang penting untuk mengembangkan lingkungan, membangun interaksi
dinamis antara individu dengan lingkungan, membelajarkan individu untuk
mengembangkan, merubah dan memperbaiki perilaku.
Berbagai model bimbingan dan
konseling yang ditawarkan tentu saja memiliki jenis-jenis pelayanan yang
dilakukan dalam menjalankan bimbingan dan konseling. Untuk itu pada kajian ini
memfokuskan kajian makalah pada jenis-jenis pelayanan bimbingan dan konseling.
PEMBAHASAN
A. Jenis-jenis Layanan Bimbingan dan
Konseling
1. Layanan orientasi
2. Layanan Informasi
3. Layanan Kontens
Layanan Konten atau layanan
bimbingan belajar adalah layanan yang memungkinan peserta didik untuk
mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar yang baik dalam penguasaan kompetensi
yang cocok dengan kecepatan dan kemampuan dirinya. Serta berbagai aspek tujuan
dan kegiatan belajar lainnya, yang bertujuan peserta didik dapat mengembangkan
sikap dan kebiasaan belajar yang baik. Layanan bimbingan ini
penting diselenggarakan mengingat kegagalan-kegagalan yang dialami siswa dalam
belajar tidak selalu disebabkan oleh kebodohan atau rendahnya inteligensi.
Sering kegagalan itu terjadi disebabkan mereka tidak mendapat layanan bimbingan
yang memadai.[1]
Layanan
bimbingan belajar dilaksanakan melalui tahap-tahap : (a) pengenalan siswa yang
mengalami masalah belajar, (b) pengungkapan sebab-sebab timbulnya masalah
belajar, dan (c) pemberian bantuan pengentasan masalah belajar.
1. Pengenalan Siswa yang Mengalami Masalah
Belajar
Sering dijumpai
adanya siswa yang gagal, meski sebagian siswa
berhasil secara gemilang seperti angka-angka rapor rendah, tidak naik
kelas, tidak lulus ujian akhir, dan sebagainya. Secara umum, siswa-siswa
seperti itu dapat dipandang sebagai siswa-siswa yang mengalami masalah belajar.
Masalah belajar memiliki bentuk yang beragam, yang pada umumnya dapat
digolongkan atas :
a. Keterlambatan akademik, yaitu keadaan
siswa yang diperkirakan memiliki inteligensi yang cukup tinggi, tetapi tidak
dapat memanfaatkannya secara optimal.
b. Ketercepatan dalam belajar, yaitu
keadaan siswa yang memiliki bakat, akademik yang cukup tinggi atau memiliki IQ
130 atau lebih, tetapi masih memerlukan tugas-tugas khusus untuk menentukan
kebutuhan dan kemampuan belajarnya yang amat tinggi.
c. Sangat lambat dalam belajar, yaitu
keadaan siswa yang memiliki bakat akademik yang kurang memadai dan perlu
dipertimbangkan untuk mendapat pendidikan atau pengajaran khusus.
d. Kurang motivasi dalam belajar, yaitu
keadaan siswa yang kurang bersemangat dalam belajar; mereka seolah-olah tampak
jera dan malas.
e. Bersikap dan berkebiasaan buruk dalam
belajar, yaitu kondisi siswa yang kegiatan atau perbuatan belajarnya
sehari-hari antagonistik dengan yang seharusnya, seperti suka menunda-nunda
tugas, mengulur-ulur waktu, membenci guru, tidak mau bertanya untuk hal-hal
yang tidak diketahuinya, dan sebagainya.
2. Pengungkapan sebab-sebab timbulnya
masalah belajar
Pengungkapan sebab-sebab timbulnya masalah belajar siswa
dapat dilakukan melalui tes hasil belajar, tes kemampuan dasar, skala sikap dan
kemampuan belajar, tes diagnostik dan analisis hasil belajar atau karya.
3. Upaya Membantu Siswa yang Mengalami
Masalah Belajar
Beberapa upaya
yang dapat dilakukan adalah dengan (a) pengajaran perbaikan, (b) kegiatan
pengayaan, (c) peningkatan motivasi belajar, dan (d) pengembangan sikap dan
kebiasaan belajar yang efektif.
a. Pengajaran Perbaikan
Pengajaran
perbaikan merupakan suatu bentuk bantuan yang diberikan kepada seorang atau
sekelompok siswa yang menghadapi masalah belajar dengan maksud untuk
memperbaiki kesalahan-kesalahan dalam proses dan hasil belajar mereka.
b. Kegiatan Pengayaan
Kegiatan
pengayaan merupakan suatu bentuk layanan yang diberikan kepada seorang atau
beberapa orang siswa yang sangat cepat dalam belajar. Mereka memerlukan
tugas-tugas tambahan yang terencana untuk menambah memperluas pengetahuan dan
keterampilan yang telah dimilikinya dalam kegiatan belajar sebelumnya.
c. Peningkatan Motivasi Belajar
Untuk
meningkatkan hasil belajar maka siswa perlu akan motivasi dan dorongan yang
kuat. Motivasi itu dapat terbangun dari mengetahui tujuan belajarnya,
pengajaran yang sesuai dengan bakat minat siswa, suasana pembelajaran yang
menyenangkan menantang dan merangsang, adanya hadiah dan hukuman, adanya
hubungan yang harmonis antara guru dan siswa, dan tidak ada suasana yang
menakutkan, mengecewakan, membingungkan, dan menjengkelkan.
d. Pengembangan Sikap dan Kebiasaan
Belajar yang Efektif
Setiap siswa diharapkan menerapkan sikap dan kebiasaan
belajar yang efektif. Agar dengan sikap dan kebiasaan seperti itu, dapat
mencapai hasil belajar yang baik, karena hasil belajar yang baik itu diperoleh
melalui usaha keras. Oleh Karena itu siswa harus dapat menemukan motif-motif
yang tepat dalam belajar, memelihara kondisi kesehatan, mengatur waktu belajar,
memilih tempat belajar yang baik, belajar dengan menggunakan sumber belajar,
membaca secara baik dan sesuai dengan kebutuhan, tidak malu bertanya hal-hal
yang tidak diketahui.[2]
4. Layanan Penempatan dan Penyaluran
Kebanyakan
dari setiap individu seing mengalami kesulitan dalam menentukan pilihan dan
tidak dapat menyalurkan segenap bakat dan minat yang dimiliknya sehingga
perkembangan mereka tidak dapat berjalan secara optimal. Untuk itu mereka
memerlukan bantuan dan bimbingan sehingga potensi yang dimilikinya dapat
diaktualisasikan secara optimal.
Jenis layanan Penempatan dan Penyaluran ini merupakan sebuah layanan
yang memungkinan peserta didik dapat memperoleh penempatan dan penyaluran yang
tepat, baik di dalam kelas, kelompok belajar, jurusan/program studi, program
latihan, magang, kegiatan ko/ekstra kurikuler, dengan tujuan peserta didik
dapat mengembangkan segenap bakat, minat dan segenap potensinya dengan baik.[3]
Dalam
layanan penempatan dan penyaluran ini bentuk layananya dikelompokan menjadi
dua, yaitu :
1. Penempatan dan Penyaluran Siswa di
Sekolah
Penempatan dan penyaluran ini dapat berupa (a) penempatan
siswa di dalam kelas, (b) penempatan dan penyaluran ke dalam kelompok-kelompok
belajar, (c) ke dalam kegiatan ko/ekstra kurikuler, dan (d) ke dalam
jurusan/program studi yang sesuai.
a.
Layanan
Penempatan di dalam Kelas
Layanan penempatan di dalam kelas merupakan penempatan yang
tidak bisa diabaikan, karena penempatan masing-masing anak secara tepat akan
membawa keuntungan :
1) Bagi siswa yang bersangkutan, dapat
memberikan penyesuaian dan pemeliharaan yang tepat terhadap kondisi individu
siswa itu sendiri baik fisik, mental, dan social.
2) Bagi guru, dapat memudahkan dalam
pengelolaan kelas.
Tujuan dari layanan ini adalah memberikan kemudahan dalam
mengembangkan anak secara optimal sesuai dengan tahap perkembangan
masing-masing.
b.
Penempatan dan
Penyaluran ke Dalam Kelompok Belajar
Kelompok belajar merupakan sebuah wadah untuk belajar
bersama dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk lebih kreatif dan maju
serta bekerja sama sehingga dapat mengaktualisasikan apa yang mereka miliki.
Pembentukan kelompok ditujukan agar siswa dapat belajar bersama, saling memberi
dan menerima, saling tukar pengetahuan dan keterampilan. Sehingga jika ada
siswa yang pandai, dan kurang pandai, si pandai dapat menularkan apa yang ia
miliki kepada siswa lain yang kurang pandai. Sedangkan siswa yang lain dapat
semakin memantapkan pengetahuan dan keterampilannya.
c.
Penempatan dan
Penyaluran ke dalam Kegiatan Ko/Ekstra Kurikuler
Kegiatan ko/ekstrakurikuler sebagai bagian dari kurikulum
merupakan wadah belajar bagi siswa. Kegiatan ko/ekstrakurikuler ini mewadahi
segala minat siswa seperti bermain music, menari, renang dll. Dengan pelayanan
ini siswa dapat memilih ekstrakurikuler yang sesuai dengan hobi, minat dan
bakatnya.
d.
Penempatan dan
Penyaluran ke Jurusan/Program Studi
Masalah yang dihadapi siswa SMA setiap awal tahun ajaran
“jurusan/program apa yang sebaiknya saya ikuti?” Sebagian siswa ada yang dapat
merencanakan sendiri jurusanya dan tidak dapat merencanakan. Dari ketidak
tahuanya itu mereka menentukan jurusan hanya berdasarkan atas kemauan dan
keinginan, bukan atas dasar bakat dan kemampuan yang dimilikinya.
2. Penempatan dan Penyaluran Lulusan
Setelah siswa
menamatkan studi dari jenjang pendidikan tertentu ada yang berkeinginan untuk
melanjutkan pendidikan kejenjang yang lebih tinggi atau mencari kerja. Dalam
suasana seperti ini, mereka dihinggapi berbagai macam perasaan, seperti cemas,
bingung, tidak menentu, dan sebagainya. Oleh sebab itu, penempatan dan
penyaluran lulusan dibagi atas :
a. Penempatan dan Penyaluran ke dalam
Pendidikan Lanjutan
Penempatan dan penyaluran siswa pada pendidikan lanjutan
merupakan layanan yang merencanakan pendidikan lanjutan sebelum siswa
menamatkan belajarnya yaitu dengan rencana yang disusun berdasarkan atas
pertimbangan tentang kekuatan dan kelemahan siswa dari segi-segi yang amat
menentukan keberhasilan studi pada program pendidikan lanjutan itu, terutama
segi kemampuan dasar, bakat dan minat, serta kemampuan keuangan.
b. Penempatan dan Penyaluran ke Dalam
Jabatan/Pekerjaan
Selain penempatan dalam pendidikan, sekolah juga membantu
para siswa yang akan memasuki dunia kerja. Meski di sekeliling siswa tersedia
berbagai lapangan kerja, namun tidak semua lapangan kerja itu dapat dengan
mudah atau cocok untuk dimasuki. Karena siswa mempunyai bakat, minat, kemampuan
dan sifat pribadi yang berbeda dengan penempatan dan penyaluran ini dapat
membantu siswa dalam menentukan pilihanya.[4]
5. Layanan Konseling Perorangan
6. Layanan Bimbingan Kelompok
7. Layanan Konseling Kelompok
Layanan konseling kelompok adalah layanan
bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik (klien) memperoleh
kesempatan untuk pembahasan pengentasan permasalahan yang dialaminya melalui
dinamika kelompok. Masalah yang dihadapi itu adalah masalah pribadi yang
dialami masing-masing anggota kelompok.[5]
Sedangkan menurut Tohirin,
konseling kelompok dapat dimaknai sebagai suatu upaya pembimbing atau konselor
untuk membantu memecahkan masalah-masalah pribadi yang dialami oleh
masing-masing anggota kelompok melalui kegiatan kelompok agar tercapai
perkembangan yang optimal.
Keuntungan layanan konseling kelompok adalah
efisiensi waktu, tenaga, biaya dan pikiran serta lebih intensif dan dinamis
dalam interaksi selama layanan berlangsung. Manfaat lain adalah dapat
meningkatkan kemampuan berkomunikasi dan ketrampilan sosial pada umumnya,
meningkatkan kemampuan pengendalian diri, tenggang rasa atau tepo seliro. Dengan demikian, proses
pengentasan masalah individu dalam konseling kelompok mendapatkan dimensi yang
lebih luas.
Layanan konseling kelompok tidak hanya
diberikan kepada sekedar sejumlah orang, melainkan kelompok atau kumpulan orang
tersebut perlu memenuhi kriteria-kriteria sehingga bisa dikatakan sebagai suatu
kelompok. Kriteria tersebut adalah:[6]
1. Mempunyai
tujuan yang sama.
2. Keanggotaan
tidak harus secara resmi, melainkan memiliki rasa kebersamaan yang diikat
dengan tujuan yang sama tersebut.
3. Mempunyai
pemimpin kelompok yang bertugas mempersatukan seluruh anggota.
4. Memiliki
aturan, baik tertulis maupun tidak tertulis.
Materi umum layanan
konseling kelompok diselenggarakan dalam kelompok dengan memanfaatkan dinamika
kelompok yang meliputi segenap bidang bimbingan. Masalah tersebut dilayani
melalui pembahasan yang intensif oleh seluruh anggota kelompok. Materi layanan
konseling kelompok dalam bidang-bidang bimbingan meliputi:
1.
Layanan konseling kelompok dalam bimbingan pribadi.
2.
Layanan konseling kelompok dalam bimbingan sosial
meliputi penyelenggaraan konseling kelompok yang membahas dan mengentaskan
sosial siswa.
3.
Layanan konseling kelompok dalam bimbingan belajar
meliputi penyelenggaraan konseling kelompok yang membahas dan mengentaskan
masalah belajar siswa.
4.
Layanan konseling kelompok dalam bimbingan karir
meliputi penyelenggaraan konseling kelompok yang membahas dan mengentaskan
masalah karir siswa.
Penyelenggaraan layanan
bimbingan kelompok dan layanan konseling kelompok merupakan dua jenis layanan
yang saling keterkaitan sangat kuat. Keduanya menggunakan dinamika kelompok
sebagai media kegiatannya kecuali pemahaman dan pengentasan masalah
sebagai fungsi pokok konseling kelompok
adalah suasana kejiwaan yang sehat antara lain berkenaan dengan spontanitas,
perasaan positif (senang, gembira, rileks, nikmat, puas, bangga).
Hal-hal yang perlu
ditampilkan dalam kegiatan kelompok adalah.
1.
Membina keakraban kelompok.
2.
Melibatkan diri secara penuh dalam suasana kelompok.
3.
Bersama-sama mencapai tujuan kelompok.
4.
Membina dan mematuhi aturan kegiatan kelompok.
5.
Ikut serta dalam seluruh kegiatan kelompok.
6.
Berkomunikasi secara bebas dan terbuka.
7.
Membantu anggota lain dalam kelompok.
8.
Memberikan kesempatan kepada anggota lain dalam
kelompok.
9.
Menyadari pentingnya
kegiatan kelompok.
8. Konsultasi
Prayitno dalam Tohirin
(2004) menyatakan bahwa konsultasi pada dasarnya dilaksanakan secara perorangan
dalam format tatap muka antar konselor (sebagai konsultan) dengan konsulti.
Dalam layanan konsultasi ada tiga pihak yang tidak bisa dipisahkan, yaitu
konselor, konsulti, dan pihak ketiga. Masalah-masalah yang dikonsultasikan
mencakup berbagai hal yang dialami pihak ketiga dalam kehidupan sehari-hari
terutama menyangkut statusnya sebagai siswa baik di sekolah atau madrasah.
Tujuan konsultasi secara
umum dapat bertujuan agar klien (siswa) dengan kemampuan sendiri dapat
menangani kondisi atau permasalahan yang dialami oleh pihak ketiga. Pihak
ketiga adalah orang yang mempunyai hubungan baik dengan konsulti, sehingga
permasalahan yang dialami oleh pihak ketiga setidak-tidaknya menjadi tanggung
jawab konsulti.
Secara lebih khusus, tujuan layanan konsultasi adalah agar
konsulti memiliki kemampuan diri yang berupa: wawasan, pemahaman, dan cara-cara
bertindak yang terkait langsung dengan suasana atau permasalahn pihak ketiga.
Isi layanan konsultasi dapat
mencakup berbagai bidang pengembangan. Layanan konsultasi dapat menyangkut
pengembangan bidang pribadi, hubungan social, pendidikan, karier, kehidupan
berkeluarga, dan kehidupan beragama. Dapat disimpulkan isi layanan konsultasi
dapat menyangkut berbagai bidang kehidupan yang luas yang dialami oleh
individu-individu (pihak ketiga). Mencakup hal-hal yang disekolah sebaiknya
untuk konsultasi di sekolah berkaitan dengan hal-hal siswa sebagai pelajar.
Pelaksanaan layanan
konsultasi menempuh beberapa tahap
kegiatan, yaitu perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, analisis hasil evaluasi dan
tindak lanjut serta laporan.
9. Mediasi
Mediasi menurut asal
bahasanya yaitu media yang berasal dari medium yang berarti perantara. Dari
arti menurut tata bahasa maka mediasi dapat diartikan suatu kegiatan yang
mengantarai atau menjadi wasilah atau menghubungkan yang semula terpisah atau
menjalin hubungan antara dua kondisi yang berbeda dan mengadakan kontak
sehingga yang semula dua pihak yang terpisah menjadi saling terkait.
Menurut Prayitno dalam
Tohirin (2004) layanan mediasi merupakan layanan konseling yang dilaksanakan
konselor terhadap dua pihak atau lebih yang sedang dalam keadaan saling tidak
menemukan kecocokan.
Tujuan adanya layanan
mediasi tercapainya kondisi hubungan yang positif dan kondusif di antara para
klien atau pihak-pihak yang bertikai atau bermusuhan. Secara lebih rincinya
tujuan adanya mediasi supaya terjadi perubahan atas kondisi awal yang negative
(bertikai atau bermusuhan) menjadi kondisi baru (kondusif dan bersahabat) dalam
hubungan antara kedua belah pihak yang bermasalah.
Isi dari layanan mediasi
dapat berupa hal-hal yang berhubungan dengan individu dengan individu, individu
dengan kelompok, atau kelompok dengan kelompok yang sedang mengalami adanya
pertikaian atau permusuhan. Masalah-masalah tersebut dapat mencakup pertiakian
kepemilikan sesuatu, kejadian dadakan (perkelahian), perasaan tersinggung,
dendam dan sakit hati dan lain-lainnya.
B. Kegiatan Penunjang Layanan Bimbingan
dan Konseling
1. Aplikasi instrument data
Ada beberapa pertimbangan
yang perlu mendapat perhatian para konselor dalam penerapan instrumental
bimbingan dan konseling. Antara lain adalah :
a. Instrumen
yang dipakai haruslah yang sahih dan terandalkan. Pemilihan instrumen yang akan
dipergunakan didasarkan atas ketepatan kegunaan dan tujuan yang hendak dicapai.
Dalam hal ini Anastasi (1992) mengingatkan bahwa keefektifan penggunaan
instrumen dalam konseling tergantung pada ketepatan pilihan instrumen yang akan
dipakai berkenaan dengan individu (yang akan mengikuti tes) dan permasalahan
yang sedang ditangani. Konselor dituntut memiliki wawasan yang memadai tentang
kegunaan berbagai instrumen dalam kaitannya dengan karakteristik individu dan
berbagai permasalahan.
b. Konselor
bertanggung jawab atas pemilihan instrumen yang akan dipakai (misalnya tee),
monitoring pengadministrasiannya dan skoring, penginterpretasian skor dan
penggunaannya sebagai sumber informasi bagi pengambilan keputusan tertentu
(Anastasi, 1992).
c. Pemakaian
instrumen, misalnya, harus dipersiapkan secara matang, bukan hanya persiapan
instrumennya saja, tetapi persiapan klien yang akan mengambil tes itu. klien
hendaknya memahami tujuan dan kegunaan tes itu dan bagaimana kemungkinan
hasilnya. Bagi klien-klien yang secara khusus meminta tes, perlu diungkapkan
mengapa ia merasa perlu di tes.
d. Tes
atau instrumen apa pun hanya merupakan salah satu sumber dalam rangka memahami
individu secara lebih luas dan dalam. Oleh karena itu pemahaman terhadap klien
hendaknya tidak hanya didasarkan atas data tunggal, yang dihasilkan oleh tes
semata-mata, melainkan harus dilengkapi dengan data lain dari sumber-sumber
yang relevan sehingga gambaran tentang klien lebih bersifat komprehensif dan
bermakna.
e. Ada dan
dipergunakannya berbagai instrumen lainnya bukanlah syarat mutlak bagi
pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling. Tes dan berbagai instrumen itu
sekedar alat bantu. Seperti telah dikemukakan di atas pemahaman tentang klien
dan permasalahannya dapat dilaksanakan melalui wawancara dan dialog mendalam.
Sedangkan instrumen yang digunakan adalah :
Instrumen Tes
Secara umum kegunaan berbagai tes itu ialah membantu
konselor dalam :
1.
Memperoleh dasar-dasar pertimbangan berkenaan dengan
berbagai masalah pada individu yang di tes, seperti masalah penyesuaian dengan
lingkungan, masalah prestasi atau hasil belajar, masalah asmara (cinlok).
2.
Memahami sebab-sebab terjadinya masalah diri individu.
3.
Mengenali individu (misalnya siswa di sekolah) yang
memiliki kemampuan yang sangat tinggi dan sangat rendah yang memerlukan bantuan
khusus,
4.
Memperoleh gambaran tentang kecakapan, kemampuan, atau
keterampilan seseorang individu dalam bidang tertentu.
Berbagai hal yang diperoleh konselor dari hasil tes
dipergunakan konselor untuk menetapkan jenis layanan yang perlu diberikan
kepada individu yang dimaksudkan.
Instrumen Non-Tes
Instrumen Non-Tes
Instrumen non-tes meliputi berbagai prosedur seperti :
1. pengamatan,
wawancara.
Agar diperoleh
hasil yang terandalkan, pengamatan dan wawancara dilakukan dengan mempergunakan
pedoman pengamatan atau pedoman wawancara.
2. catatan
anekdot
Catatan anekdot
merupakan hasil pengamatan, khususnya tentang tingkah laku yang tidak biasa
atau khusus yang perlu mendapatkan perhatian tersendiri.
3. Angket.
Angket dan
daftar isian dipergunakan untuk mengungkapkan berbagai hal, biasanya tentang
diri individu, oleh individu sendiri.
4. Sosiometri.
Sosiometri untuk
melihat dan memberikan gambaran tentang pola hubungan sosial di antara
individu-individu dalam kelompok. Dengan sosiometri akan dapat dilihat
individu-individu yang populer, yang membentuk klik atau kelompok-kelompok
tertentu, dan mereka yang terpencil (terisolasi).
5. inventori yang dibakukan.
Sedangkan
melalui inventori yang dibakukan akan dapat diungkapkan berbagai hal yang
biasanya merupakan pokok pembahasan dalam rangka pelayanan bimbingan dan
konseling secara lebih luas, seperti pengungkapan jenis-jenis masalah yang
dialami individu, sikap dan kebiasaan belajar siswa.
2. Himpunan data
Himpunan data
yang harus dikumpulkan, disusun dan dipelihara meliputi data pribadi dan data
umum. Data pribadi siswa di sekolah, mencakup beberapa hal.
a. Identitas pribadi
b. Latar belakang rumah tangga dan
keluarga
c. Kemampuan mental, hasil belajar,
d. nilai-nilai mata pelajaran,
e. Hasil tes diagnostic,
f.
Sejarah
kesehatan,
g. Pengalaman ekstra kurikuler dan
kegiatan di luar sekolah,
h. Minat dan cita-cita pendidikan dan
pekerjaan/jabatan,
i.
Prestasi khusus
yang pernah diperoleh.
Beberapa hal
yang perlu diperhatikan dalam penghimpunan data dan pemanfaatannya secara
optimal, yaitu :
a. Materi himpunan data (akurat dan
lengkap)
b. Kumpulan data harus selalu baru karena
data tentang individu selalu bertambah, berubah, berkembang, dan dinamis.
c. Data yang terkumpul disusun dalam
format-format yang teratur rapi menurut sistem tertentu. Sehingga Data
masing-masing individu dipisahkan, serta memudahkan dalam pemasukan data baru
dan penanggalan data lama, serta pengambilan data tertentu untuk dipergunakan
dan pengembaliannya.
d.
Data
dalam himpunan data harus bersifat rahasia. Dan hanya orang-orang tertentu saja
yang dapat berhubungan dengan kumpulan data itu.
3. Konferensi kasus
4. Kunjungan rumah
5. Alih tangan
DAFTAR PUSTAKA
[2]
http://walidrahmanto.blogspot.com/2012/01/jenis-layanan-dan-kegiatan-bimbingan.html
[4] http://walidrahmanto.blogspot.com/2012/01/jenis-layanan-dan-kegiatan-bimbingan.html
[5] http://rakyatpgmi.files.wordpress.com. Diunggah tgl 19 Mei
2012
[6] S. Rahman. Hibana, Bimbingan dan Konseling Pola 17, 2003, hlm. 64-66
5 Merit Casino | XN Gaming | XN Gaming | XN Gaming | XN Gaming | XN Gaming |
BalasHapusGet ready for the ultimate 제왕 카지노 in 메리트카지노총판 live casino with our award-winning งานออนไลน์ dealers. Play online or download the latest software and games for free on XN Gaming.