Rabu, 27 Juni 2012

bimbingan dan konseling


JENIS-JENIS LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Bimbingan dan Konseling
Pengampu : Inayatul Ulya, M.Pd.


Muhammad Zakka, Muhammad Ali Maftuh, Pujianto, Sa’adatul  Mardliyah





PENDAHULUAN
Seperti yang telah dikemukakan dalam (SK Mendikbud No. 025/D/1995) bahwa Bimbingan dan konseling adalah pelayanan bantuan untuk peserta didik, baik secara perorangan maupun kelompok agar mandiri dan bisa berkembang secara optimal, dalam bimbingan pribadi, sosial, belajar maupun karier melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung berdasarkan norma-norma yang berlaku.
Bimbingan dan konseling merupakan  upaya proaktif dan sistematik dalam memfasilitasi individu mencapai tingkat perkembangan yang optimal, pengembangan perilaku yang efektif, pengembangan lingkungan, dan peningkatan fungsi atau manfaat individu dalam lingkungannya. Semua perubahan perilaku tersebut merupakan proses perkembangan individu, yakni proses interaksi antara individu dengan lingkungan melalui interaksi yang sehat dan produktif. Bimbingan dan konseling memegang tugas dan tanggung jawab yang penting untuk mengembangkan lingkungan, membangun interaksi dinamis antara individu dengan lingkungan, membelajarkan individu untuk mengembangkan, merubah dan memperbaiki perilaku.
Berbagai model bimbingan dan konseling yang ditawarkan tentu saja memiliki jenis-jenis pelayanan yang dilakukan dalam menjalankan bimbingan dan konseling. Untuk itu pada kajian ini memfokuskan kajian makalah pada jenis-jenis pelayanan bimbingan dan konseling.
PEMBAHASAN
A.     Jenis-jenis Layanan Bimbingan dan Konseling
1.      Layanan orientasi
2.      Layanan Informasi
3.      Layanan Kontens
Layanan Konten atau layanan bimbingan belajar adalah layanan yang memungkinan peserta didik untuk mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar yang baik dalam penguasaan kompetensi yang cocok dengan kecepatan dan kemampuan dirinya. Serta berbagai aspek tujuan dan kegiatan belajar lainnya, yang bertujuan peserta didik dapat mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar yang baik. Layanan bimbingan ini penting diselenggarakan mengingat kegagalan-kegagalan yang dialami siswa dalam belajar tidak selalu disebabkan oleh kebodohan atau rendahnya inteligensi. Sering kegagalan itu terjadi disebabkan mereka tidak mendapat layanan bimbingan yang memadai.[1]
Layanan bimbingan belajar dilaksanakan melalui tahap-tahap : (a) pengenalan siswa yang mengalami masalah belajar, (b) pengungkapan sebab-sebab timbulnya masalah belajar, dan (c) pemberian bantuan pengentasan masalah belajar.
1.      Pengenalan Siswa yang Mengalami Masalah Belajar
Sering dijumpai adanya siswa yang gagal, meski sebagian siswa  berhasil secara gemilang seperti angka-angka rapor rendah, tidak naik kelas, tidak lulus ujian akhir, dan sebagainya. Secara umum, siswa-siswa seperti itu dapat dipandang sebagai siswa-siswa yang mengalami masalah belajar. Masalah belajar memiliki bentuk yang beragam, yang pada umumnya dapat digolongkan atas :
a.       Keterlambatan akademik, yaitu keadaan siswa yang diperkirakan memiliki inteligensi yang cukup tinggi, tetapi tidak dapat memanfaatkannya secara optimal.
b.      Ketercepatan dalam belajar, yaitu keadaan siswa yang memiliki bakat, akademik yang cukup tinggi atau memiliki IQ 130 atau lebih, tetapi masih memerlukan tugas-tugas khusus untuk menentukan kebutuhan dan kemampuan belajarnya yang amat tinggi.
c.       Sangat lambat dalam belajar, yaitu keadaan siswa yang memiliki bakat akademik yang kurang memadai dan perlu dipertimbangkan untuk mendapat pendidikan atau pengajaran khusus.
d.      Kurang motivasi dalam belajar, yaitu keadaan siswa yang kurang bersemangat dalam belajar; mereka seolah-olah tampak jera dan malas.
e.       Bersikap dan berkebiasaan buruk dalam belajar, yaitu kondisi siswa yang kegiatan atau perbuatan belajarnya sehari-hari antagonistik dengan yang seharusnya, seperti suka menunda-nunda tugas, mengulur-ulur waktu, membenci guru, tidak mau bertanya untuk hal-hal yang tidak diketahuinya, dan sebagainya.
2.      Pengungkapan sebab-sebab timbulnya masalah belajar
Pengungkapan sebab-sebab timbulnya masalah belajar siswa dapat dilakukan melalui tes hasil belajar, tes kemampuan dasar, skala sikap dan kemampuan belajar, tes diagnostik dan analisis hasil belajar atau karya.
3.      Upaya Membantu Siswa yang Mengalami Masalah Belajar
Beberapa upaya yang dapat dilakukan adalah dengan (a) pengajaran perbaikan, (b) kegiatan pengayaan, (c) peningkatan motivasi belajar, dan (d) pengembangan sikap dan kebiasaan belajar yang efektif.
a.       Pengajaran Perbaikan
Pengajaran perbaikan merupakan suatu bentuk bantuan yang diberikan kepada seorang atau sekelompok siswa yang menghadapi masalah belajar dengan maksud untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan dalam proses dan hasil belajar mereka.
b.      Kegiatan Pengayaan
Kegiatan pengayaan merupakan suatu bentuk layanan yang diberikan kepada seorang atau beberapa orang siswa yang sangat cepat dalam belajar. Mereka memerlukan tugas-tugas tambahan yang terencana untuk menambah memperluas pengetahuan dan keterampilan yang telah dimilikinya dalam kegiatan belajar sebelumnya.
c.       Peningkatan Motivasi Belajar
Untuk meningkatkan hasil belajar maka siswa perlu akan motivasi dan dorongan yang kuat. Motivasi itu dapat terbangun dari mengetahui tujuan belajarnya, pengajaran yang sesuai dengan bakat minat siswa, suasana pembelajaran yang menyenangkan menantang dan merangsang, adanya hadiah dan hukuman, adanya hubungan yang harmonis antara guru dan siswa, dan tidak ada suasana yang menakutkan, mengecewakan, membingungkan, dan menjengkelkan.
d.      Pengembangan Sikap dan Kebiasaan Belajar yang Efektif
Setiap siswa diharapkan menerapkan sikap dan kebiasaan belajar yang efektif. Agar dengan sikap dan kebiasaan seperti itu, dapat mencapai hasil belajar yang baik, karena hasil belajar yang baik itu diperoleh melalui usaha keras. Oleh Karena itu siswa harus dapat menemukan motif-motif yang tepat dalam belajar, memelihara kondisi kesehatan, mengatur waktu belajar, memilih tempat belajar yang baik, belajar dengan menggunakan sumber belajar, membaca secara baik dan sesuai dengan kebutuhan, tidak malu bertanya hal-hal yang tidak diketahui.[2]
4.      Layanan Penempatan dan Penyaluran
Kebanyakan dari setiap individu seing mengalami kesulitan dalam menentukan pilihan dan tidak dapat menyalurkan segenap bakat dan minat yang dimiliknya sehingga perkembangan mereka tidak dapat berjalan secara optimal. Untuk itu mereka memerlukan bantuan dan bimbingan sehingga potensi yang dimilikinya dapat diaktualisasikan secara optimal.
Jenis layanan Penempatan dan Penyaluran ini merupakan sebuah layanan yang memungkinan peserta didik dapat memperoleh penempatan dan penyaluran yang tepat, baik di dalam kelas, kelompok belajar, jurusan/program studi, program latihan, magang, kegiatan ko/ekstra kurikuler, dengan tujuan peserta didik dapat mengembangkan segenap bakat, minat dan segenap potensinya dengan baik.[3]
Dalam layanan penempatan dan penyaluran ini bentuk layananya dikelompokan menjadi dua, yaitu :
1.      Penempatan dan Penyaluran Siswa di Sekolah
Penempatan dan penyaluran ini dapat berupa (a) penempatan siswa di dalam kelas, (b) penempatan dan penyaluran ke dalam kelompok-kelompok belajar, (c) ke dalam kegiatan ko/ekstra kurikuler, dan (d) ke dalam jurusan/program studi yang sesuai.
a.              Layanan Penempatan di dalam Kelas
Layanan penempatan di dalam kelas merupakan penempatan yang tidak bisa diabaikan, karena penempatan masing-masing anak secara tepat akan membawa keuntungan :
1)      Bagi siswa yang bersangkutan, dapat memberikan penyesuaian dan pemeliharaan yang tepat terhadap kondisi individu siswa itu sendiri baik fisik, mental, dan social.
2)      Bagi guru, dapat memudahkan dalam pengelolaan kelas.
Tujuan dari layanan ini adalah memberikan kemudahan dalam mengembangkan anak secara optimal sesuai dengan tahap perkembangan masing-masing.
b.              Penempatan dan Penyaluran ke Dalam Kelompok Belajar
Kelompok belajar merupakan sebuah wadah untuk belajar bersama dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk lebih kreatif dan maju serta bekerja sama sehingga dapat mengaktualisasikan apa yang mereka miliki. Pembentukan kelompok ditujukan agar siswa dapat belajar bersama, saling memberi dan menerima, saling tukar pengetahuan dan keterampilan. Sehingga jika ada siswa yang pandai, dan kurang pandai, si pandai dapat menularkan apa yang ia miliki kepada siswa lain yang kurang pandai. Sedangkan siswa yang lain dapat semakin memantapkan pengetahuan dan keterampilannya.
c.              Penempatan dan Penyaluran ke dalam Kegiatan Ko/Ekstra Kurikuler
Kegiatan ko/ekstrakurikuler sebagai bagian dari kurikulum merupakan wadah belajar bagi siswa. Kegiatan ko/ekstrakurikuler ini mewadahi segala minat siswa seperti bermain music, menari, renang dll. Dengan pelayanan ini siswa dapat memilih ekstrakurikuler yang sesuai dengan hobi, minat dan bakatnya.
d.              Penempatan dan Penyaluran ke Jurusan/Program Studi
Masalah yang dihadapi siswa SMA setiap awal tahun ajaran “jurusan/program apa yang sebaiknya saya ikuti?” Sebagian siswa ada yang dapat merencanakan sendiri jurusanya dan tidak dapat merencanakan. Dari ketidak tahuanya itu mereka menentukan jurusan hanya berdasarkan atas kemauan dan keinginan, bukan atas dasar bakat dan kemampuan yang dimilikinya.
2.      Penempatan dan Penyaluran Lulusan
Setelah siswa menamatkan studi dari jenjang pendidikan tertentu ada yang berkeinginan untuk melanjutkan pendidikan kejenjang yang lebih tinggi atau mencari kerja. Dalam suasana seperti ini, mereka dihinggapi berbagai macam perasaan, seperti cemas, bingung, tidak menentu, dan sebagainya. Oleh sebab itu, penempatan dan penyaluran lulusan dibagi atas :
a.       Penempatan dan Penyaluran ke dalam Pendidikan Lanjutan
Penempatan dan penyaluran siswa pada pendidikan lanjutan merupakan layanan yang merencanakan pendidikan lanjutan sebelum siswa menamatkan belajarnya yaitu dengan rencana yang disusun berdasarkan atas pertimbangan tentang kekuatan dan kelemahan siswa dari segi-segi yang amat menentukan keberhasilan studi pada program pendidikan lanjutan itu, terutama segi kemampuan dasar, bakat dan minat, serta kemampuan keuangan.
b.      Penempatan dan Penyaluran ke Dalam Jabatan/Pekerjaan
Selain penempatan dalam pendidikan, sekolah juga membantu para siswa yang akan memasuki dunia kerja. Meski di sekeliling siswa tersedia berbagai lapangan kerja, namun tidak semua lapangan kerja itu dapat dengan mudah atau cocok untuk dimasuki. Karena siswa mempunyai bakat, minat, kemampuan dan sifat pribadi yang berbeda dengan penempatan dan penyaluran ini dapat membantu siswa dalam menentukan pilihanya.[4]
5.      Layanan Konseling Perorangan
6.      Layanan Bimbingan Kelompok
7.      Layanan Konseling Kelompok
Layanan konseling kelompok adalah layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik (klien) memperoleh kesempatan untuk pembahasan pengentasan permasalahan yang dialaminya melalui dinamika kelompok. Masalah yang dihadapi itu adalah masalah pribadi yang dialami masing-masing anggota kelompok.[5]
Sedangkan menurut Tohirin, konseling kelompok dapat dimaknai sebagai suatu upaya pembimbing atau konselor untuk membantu memecahkan masalah-masalah pribadi yang dialami oleh masing-masing anggota kelompok melalui kegiatan kelompok agar tercapai perkembangan yang optimal.
Keuntungan layanan konseling kelompok adalah efisiensi waktu, tenaga, biaya dan pikiran serta lebih intensif dan dinamis dalam interaksi selama layanan berlangsung. Manfaat lain adalah dapat meningkatkan kemampuan berkomunikasi dan ketrampilan sosial pada umumnya, meningkatkan kemampuan pengendalian diri, tenggang rasa atau tepo seliro. Dengan demikian, proses pengentasan masalah individu dalam konseling kelompok mendapatkan dimensi yang lebih luas.
Layanan konseling kelompok tidak hanya diberikan kepada sekedar sejumlah orang, melainkan kelompok atau kumpulan orang tersebut perlu memenuhi kriteria-kriteria sehingga bisa dikatakan sebagai suatu kelompok. Kriteria tersebut adalah:[6]
1.      Mempunyai tujuan yang sama.
2.      Keanggotaan tidak harus secara resmi, melainkan memiliki rasa kebersamaan yang diikat dengan tujuan yang sama tersebut.
3.      Mempunyai pemimpin kelompok yang bertugas mempersatukan seluruh anggota.
4.      Memiliki aturan, baik tertulis maupun tidak tertulis.
Materi umum layanan konseling kelompok diselenggarakan dalam kelompok dengan memanfaatkan dinamika kelompok yang meliputi segenap bidang bimbingan. Masalah tersebut dilayani melalui pembahasan yang intensif oleh seluruh anggota kelompok. Materi layanan konseling kelompok dalam bidang-bidang bimbingan meliputi:
1.        Layanan konseling kelompok dalam bimbingan pribadi.
2.        Layanan konseling kelompok dalam bimbingan sosial meliputi penyelenggaraan konseling kelompok yang membahas dan mengentaskan sosial siswa.
3.        Layanan konseling kelompok dalam bimbingan belajar meliputi penyelenggaraan konseling kelompok yang membahas dan mengentaskan masalah belajar siswa.
4.        Layanan konseling kelompok dalam bimbingan karir meliputi penyelenggaraan konseling kelompok yang membahas dan mengentaskan masalah karir siswa.
Penyelenggaraan layanan bimbingan kelompok dan layanan konseling kelompok merupakan dua jenis layanan yang saling keterkaitan sangat kuat. Keduanya menggunakan dinamika kelompok sebagai media kegiatannya kecuali pemahaman dan pengentasan masalah sebagai  fungsi pokok konseling kelompok adalah suasana kejiwaan yang sehat antara lain berkenaan dengan spontanitas, perasaan positif (senang, gembira, rileks, nikmat, puas, bangga).
Hal-hal yang perlu ditampilkan dalam kegiatan kelompok adalah.
1.        Membina keakraban kelompok.
2.        Melibatkan diri secara penuh dalam suasana kelompok.
3.        Bersama-sama mencapai tujuan kelompok.
4.        Membina dan mematuhi aturan kegiatan kelompok.
5.        Ikut serta dalam seluruh kegiatan kelompok.
6.        Berkomunikasi secara bebas dan terbuka.
7.        Membantu anggota lain dalam kelompok.
8.        Memberikan kesempatan kepada anggota lain dalam kelompok.
9.        Menyadari pentingnya kegiatan kelompok.
8.      Konsultasi
Prayitno dalam Tohirin (2004) menyatakan bahwa konsultasi pada dasarnya dilaksanakan secara perorangan dalam format tatap muka antar konselor (sebagai konsultan) dengan konsulti. Dalam layanan konsultasi ada tiga pihak yang tidak bisa dipisahkan, yaitu konselor, konsulti, dan pihak ketiga. Masalah-masalah yang dikonsultasikan mencakup berbagai hal yang dialami pihak ketiga dalam kehidupan sehari-hari terutama menyangkut statusnya sebagai siswa baik di sekolah atau madrasah.
Tujuan konsultasi secara umum dapat bertujuan agar klien (siswa) dengan kemampuan sendiri dapat menangani kondisi atau permasalahan yang dialami oleh pihak ketiga. Pihak ketiga adalah orang yang mempunyai hubungan baik dengan konsulti, sehingga permasalahan yang dialami oleh pihak ketiga setidak-tidaknya menjadi tanggung jawab konsulti.
Secara lebih khusus, tujuan layanan konsultasi adalah agar konsulti memiliki kemampuan diri yang berupa: wawasan, pemahaman, dan cara-cara bertindak yang terkait langsung dengan suasana atau permasalahn pihak ketiga.
Isi layanan konsultasi dapat mencakup berbagai bidang pengembangan. Layanan konsultasi dapat menyangkut pengembangan bidang pribadi, hubungan social, pendidikan, karier, kehidupan berkeluarga, dan kehidupan beragama. Dapat disimpulkan isi layanan konsultasi dapat menyangkut berbagai bidang kehidupan yang luas yang dialami oleh individu-individu (pihak ketiga). Mencakup hal-hal yang disekolah sebaiknya untuk konsultasi di sekolah berkaitan dengan hal-hal siswa sebagai pelajar.
Pelaksanaan layanan konsultasi  menempuh beberapa tahap kegiatan, yaitu perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, analisis hasil evaluasi dan tindak lanjut serta laporan.
9.      Mediasi
Mediasi menurut asal bahasanya yaitu media yang berasal dari medium yang berarti perantara. Dari arti menurut tata bahasa maka mediasi dapat diartikan suatu kegiatan yang mengantarai atau menjadi wasilah atau menghubungkan yang semula terpisah atau menjalin hubungan antara dua kondisi yang berbeda dan mengadakan kontak sehingga yang semula dua pihak yang terpisah menjadi saling terkait.
Menurut Prayitno dalam Tohirin (2004) layanan mediasi merupakan layanan konseling yang dilaksanakan konselor terhadap dua pihak atau lebih yang sedang dalam keadaan saling tidak menemukan kecocokan.
Tujuan adanya layanan mediasi tercapainya kondisi hubungan yang positif dan kondusif di antara para klien atau pihak-pihak yang bertikai atau bermusuhan. Secara lebih rincinya tujuan adanya mediasi supaya terjadi perubahan atas kondisi awal yang negative (bertikai atau bermusuhan) menjadi kondisi baru (kondusif dan bersahabat) dalam hubungan antara kedua belah pihak yang bermasalah.
Isi dari layanan mediasi dapat berupa hal-hal yang berhubungan dengan individu dengan individu, individu dengan kelompok, atau kelompok dengan kelompok yang sedang mengalami adanya pertikaian atau permusuhan. Masalah-masalah tersebut dapat mencakup pertiakian kepemilikan sesuatu, kejadian dadakan (perkelahian), perasaan tersinggung, dendam dan sakit hati dan lain-lainnya.
B.     Kegiatan Penunjang Layanan Bimbingan dan Konseling
1.      Aplikasi instrument data
Ada beberapa pertimbangan yang perlu mendapat perhatian para konselor dalam penerapan instrumental bimbingan dan konseling. Antara lain adalah :
a.       Instrumen yang dipakai haruslah yang sahih dan terandalkan. Pemilihan instrumen yang akan dipergunakan didasarkan atas ketepatan kegunaan dan tujuan yang hendak dicapai. Dalam hal ini Anastasi (1992) mengingatkan bahwa keefektifan penggunaan instrumen dalam konseling tergantung pada ketepatan pilihan instrumen yang akan dipakai berkenaan dengan individu (yang akan mengikuti tes) dan permasalahan yang sedang ditangani. Konselor dituntut memiliki wawasan yang memadai tentang kegunaan berbagai instrumen dalam kaitannya dengan karakteristik individu dan berbagai permasalahan.
b.      Konselor bertanggung jawab atas pemilihan instrumen yang akan dipakai (misalnya tee), monitoring pengadministrasiannya dan skoring, penginterpretasian skor dan penggunaannya sebagai sumber informasi bagi pengambilan keputusan tertentu (Anastasi, 1992).
c.       Pemakaian instrumen, misalnya, harus dipersiapkan secara matang, bukan hanya persiapan instrumennya saja, tetapi persiapan klien yang akan mengambil tes itu. klien hendaknya memahami tujuan dan kegunaan tes itu dan bagaimana kemungkinan hasilnya. Bagi klien-klien yang secara khusus meminta tes, perlu diungkapkan mengapa ia merasa perlu di tes.
d.      Tes atau instrumen apa pun hanya merupakan salah satu sumber dalam rangka memahami individu secara lebih luas dan dalam. Oleh karena itu pemahaman terhadap klien hendaknya tidak hanya didasarkan atas data tunggal, yang dihasilkan oleh tes semata-mata, melainkan harus dilengkapi dengan data lain dari sumber-sumber yang relevan sehingga gambaran tentang klien lebih bersifat komprehensif dan bermakna.
e.       Ada dan dipergunakannya berbagai instrumen lainnya bukanlah syarat mutlak bagi pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling. Tes dan berbagai instrumen itu sekedar alat bantu. Seperti telah dikemukakan di atas pemahaman tentang klien dan permasalahannya dapat dilaksanakan melalui wawancara dan dialog mendalam.
Sedangkan instrumen yang digunakan adalah :
Instrumen Tes
Secara umum kegunaan berbagai tes itu ialah membantu konselor dalam :
1.      Memperoleh dasar-dasar pertimbangan berkenaan dengan berbagai masalah pada individu yang di tes, seperti masalah penyesuaian dengan lingkungan, masalah prestasi atau hasil belajar, masalah asmara (cinlok).
2.      Memahami sebab-sebab terjadinya masalah diri individu.
3.      Mengenali individu (misalnya siswa di sekolah) yang memiliki kemampuan yang sangat tinggi dan sangat rendah yang memerlukan bantuan khusus,
4.      Memperoleh gambaran tentang kecakapan, kemampuan, atau keterampilan seseorang individu dalam bidang tertentu.
Berbagai hal yang diperoleh konselor dari hasil tes dipergunakan konselor untuk menetapkan jenis layanan yang perlu diberikan kepada individu yang dimaksudkan.
Instrumen Non-Tes
Instrumen non-tes meliputi berbagai prosedur seperti :
1.      pengamatan, wawancara.
Agar diperoleh hasil yang terandalkan, pengamatan dan wawancara dilakukan dengan mempergunakan pedoman pengamatan atau pedoman wawancara.
2.      catatan anekdot
Catatan anekdot merupakan hasil pengamatan, khususnya tentang tingkah laku yang tidak biasa atau khusus yang perlu mendapatkan perhatian tersendiri.
3.      Angket.
Angket dan daftar isian dipergunakan untuk mengungkapkan berbagai hal, biasanya tentang diri individu, oleh individu sendiri.
4.       Sosiometri.
Sosiometri untuk melihat dan memberikan gambaran tentang pola hubungan sosial di antara individu-individu dalam kelompok. Dengan sosiometri akan dapat dilihat individu-individu yang populer, yang membentuk klik atau kelompok-kelompok tertentu, dan mereka yang terpencil (terisolasi).
5.       inventori yang dibakukan.
Sedangkan melalui inventori yang dibakukan akan dapat diungkapkan berbagai hal yang biasanya merupakan pokok pembahasan dalam rangka pelayanan bimbingan dan konseling secara lebih luas, seperti pengungkapan jenis-jenis masalah yang dialami individu, sikap dan kebiasaan belajar siswa.
2.      Himpunan data
Himpunan data yang harus dikumpulkan, disusun dan dipelihara meliputi data pribadi dan data umum. Data pribadi siswa di sekolah, mencakup beberapa hal.
a.       Identitas pribadi
b.      Latar belakang rumah tangga dan keluarga
c.       Kemampuan mental, hasil belajar,
d.      nilai-nilai mata pelajaran,
e.       Hasil tes diagnostic,
f.        Sejarah kesehatan,
g.       Pengalaman ekstra kurikuler dan kegiatan di luar sekolah,
h.      Minat dan cita-cita pendidikan dan pekerjaan/jabatan,
i.        Prestasi khusus yang pernah diperoleh.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penghimpunan data dan pemanfaatannya secara optimal, yaitu :
a.       Materi himpunan data (akurat dan lengkap)
b.      Kumpulan data harus selalu baru karena data tentang individu selalu bertambah, berubah, berkembang, dan dinamis.
c.       Data yang terkumpul disusun dalam format-format yang teratur rapi menurut sistem tertentu. Sehingga Data masing-masing individu dipisahkan, serta memudahkan dalam pemasukan data baru dan penanggalan data lama, serta pengambilan data tertentu untuk dipergunakan dan pengembaliannya.
d.      Data dalam himpunan data harus bersifat rahasia. Dan hanya orang-orang tertentu saja yang dapat berhubungan dengan kumpulan data itu.
3.      Konferensi kasus
4.      Kunjungan rumah
5.      Alih tangan
DAFTAR PUSTAKA


[2] http://walidrahmanto.blogspot.com/2012/01/jenis-layanan-dan-kegiatan-bimbingan.html
[4] http://walidrahmanto.blogspot.com/2012/01/jenis-layanan-dan-kegiatan-bimbingan.html
[5] http://rakyatpgmi.files.wordpress.com. Diunggah tgl 19 Mei 2012
[6] S. Rahman. Hibana, Bimbingan dan Konseling Pola 17, 2003, hlm. 64-66

1 komentar:

  1. 5 Merit Casino | XN Gaming | XN Gaming | XN Gaming | XN Gaming | XN Gaming |
    Get ready for the ultimate 제왕 카지노 in 메리트카지노총판 live casino with our award-winning งานออนไลน์ dealers. Play online or download the latest software and games for free on XN Gaming.

    BalasHapus